PROGRAM
NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI (PNPM MANDIRI) SEBAGAI PENGENTASAN
KEMISKINAN DI INDONESIA
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Masalah klasik berupa kemiskinan di
Indonesia dipandang akan tetap menjadi masalah yang terberat yang akan dihadapi
pemerintah di tahun 2012 ini. Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh
berbagai hal antara lain rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya
kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan,
gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Agar tingkat kemiskinan di
Indonesia dapat menurun diperlukan dukungan dan kerja sama dari pihak masyarakat
dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini.
Undang-Undang
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan negara untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum dalam
rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Untuk
mencapai tujuan bernegara sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945, setiap tahun disusun APBN/APBD untuk merencanakan kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh pemerintah. Pemerintah melalui Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) dari tahun ke tahun tetap memprioritaskan
penanggulangan kemiskinan sebagai salah satu prioritas utama demi terwujudnya
masyarakat yang adil dan makmur. Tidak sedikit anggaran negara yang dikeluarkan
bahkan telah mencapai triliunan rupiah yang dipergunakan untuk melaksanakan
banyak sekali program-program penanggulangan kemiskinan, melalui skema
dekonsentrasi, desentralisasi, tugas pembantuan, maupun bantuan sosial
langsung.
Pemerintah
juga telah membentuk Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)
dibawah Wakil Presiden (Wapres) yang berupaya untuk melakukan koordinasi antar
pihak dalam upaya mainstreaming penanggulangan kemiskinan di berbagai aspek. Di
daerah terdapat lembaga Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPK).
Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) juga telah membuat
clustering penanggulangan kemiskinan dengan segala instrumen implementasi dan
evaluasi secara nasional.
Berbagai
cara telah dilakukan, namun sampai dengan saat ini cara-cara tersebut dianggap
masih belum juga mampu mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Sehingga
penanggulangan kemiskinan masih tetap menjadi prioritas nasional Kabinet
Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono periode 2009–2014.
Selama
ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan baik melalui
penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan
kesempatan kerja dan sebagainya. Upaya-upaya tersebut pada dasarnya telah
dijabarkan dan tertuang dalam berbagai program penanggulangan kemiskinan yang
telah dilakukan oleh pemerintah. Salah satu diantaranya adalah Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri atau yang lebih dikenal dengan istilah PNPM
Mandiri. Sama halnya dengan programprogram penanggulangan kemiskinan lainnya
seperti Program Keluarga Harapan (PKH), PNPM Mandiri juga merupakan program
penanggulangan kemiskinan yang telah dilaksanakan sejak Tahun 2007 dan
diharapkan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan, setidaknya hingga tahun
2015.
PNPM Madiri adalah program nasional
dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan
program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat.
B. PEMBAHASAN
Pertumbuhan, Kesenjangan Dan Kemiskinan
Data 1970 – 1980 menunjukkan ada
korelasi positif antara laju pertumbuhan dan tingkat kesenjangan ekonomi.
Semakin tinggi pertumbuhan PDB/pendapatan perkapita, semakin besar perbedaan
sikaya dengan simiskin. Penelitian di Asia Tenggara oleh Ahuja, dkk (1997)
menyimpulkan bahwa selama periode 1970an dan 198an ketimpangan distribusi
pendapatan mulai menurun dan stabil, tapi sejak awal 1990an ketimpangan
meningkat kembali di LDC’s dan DC’s seperti Indonesia, Thaliland, Inggris dan
Swedia. Janti (1997) menyimpulkan semakin besar ketimpangan dalam distribusi
pendapatan disebabkan oleh pergeseran demografi, perubahan pasar buruh, dan
perubahan kebijakan publik. Perubahan pasar buruh ini disebabkan oleh
kesenjangan pendapatan dari kepala keluarga dan semakin besar saham pendapatan
istri dalam jumlah pendapatan keluarga.
Beberapa Indikator
Kesenjangan Dan Kemiskinan
1.
Indikator Kesenjangan
Ada sejumlah cara untuk mengukur tingkat
kesenjangan dalam distribusi pendapatan yang dibagi ke dalam dua kelompok
pendekatan, yakni axiomatic dan stochastic dominance. Yang sering digunakan
dalam literatur adalah dari kelompok pendekatan pertama dengan tiga alat ukur,
yaitu the generalized entropy (GE), ukuran atkinson, dan koefisien gini. Yang
paling sering dipakai adalah koefisien gini. Nilai koefisien gini berada pada
selang 0 sampai dengan 1. Bila 0 : kemerataan sempurna (setiap orang mendapat
porsi yang sama dari pendapatan) dan bila 1 : ketidakmerataan yang sempurna
dalam pembagian pendapatan.0
2.
Indikator Kemiskinan
Batas garis kemiskinan yang digunakan
setiap negara ternyata berbeda-beda. Ini disebabkan karena adanya perbedaan
lokasi dan standar kebutuhan hidup. Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan
batas miskin dari besarnya rupiah yang dibelanjakan per kapita sebulan untuk
memenuhi kebutuhan minimum makanan dan bukan makanan (BPS, 1994). Untuk
kebutuhan minimum makanan digunakan patokan 2.100 kalori per hari. Sedangkan
pengeluaran kebutuhan minimum bukan makanan meliputi pengeluaran untuk
perumahan, sandang, serta aneka barang dan jasa. Dengan kata lain, BPS
menggunakan 2 macam pendekatan, yaitu pendekatan kebutuhan dasar (basic needs
approach) dan pendekatan Head Count Index. Pendekatan yang pertama merupakan
pendekatan yang sering digunakan. Dalam metode BPS, kemiskinan
dikonseptualisasikan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Sedangkan Head Count Index merupakan ukuran yang menggunakan kemiskinan
absolut. Jumlah penduduk miskin adalah jumlah penduduk yang berada di bawah
batas yang disebut garis kemiskinan, yang merupakan nilai rupiah dari kebutuhan
minimum makanan dan non makanan. Dengan demikian, garis kemiskinan terdiri dari
2 komponen, yaitu garis kemiskinan makanan (food line) dan garis kemiskinan non
makanan (non food line).
Kemiskinan di Indonesia
Di Indonesia, kemiskinan merupakan salah
satu masalah besar. Terutama melihat kenyataan bahwa laju pengurangan jumlah
orang miskin di tanah air berdasarkan garis kemiskinan yang berlaku jauh lebih
lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu sejak
Pelita I hingga 1997 (sebelum krisis ekonomi).
Kalau dilihat data dari Asia dalam
studinya Dealolikar dkk. (2002), kelihatannya memang ada perbedaan dalam
presentase perubahan kemiskinan antara kelompok negara dengan laju pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dan kelompok negara dengan pertumbuhan yang rendah.
Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah proses
pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan
sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan
masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi.
Suatu usaha hanya berhasil dinilai
sebagai "pemberdayaan masyarakat" apabila kelompok komunitas atau
masyarakat tersebut menjadi agen pembangunan atau dikenal juga sebagai subyek.
Disini subyek merupakan motor penggerak, dan bukan penerima manfaat atau obyek
saja.
Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri)
Untuk meningkatkan efektivitas
penanggulangan kemiskinan dan penciptaan
lapangan kerja, Pemerintah Indonesia meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2007. Melalui PNPM Mandiri dirumuskan
mengenai mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur
masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan
evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan
kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan
sehingga masyarakat miskin tersebut bukan sebagai obyek melainkan sebagai
subyek upaya penanggulangan kemiskinan.
Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2007
dimulai dengan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan
pemberdayaan masyarakat di perdesaan beserta program pendukungnya seperti PNPM
Generasi; Program Penanggulangan
Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi pengembangan pemberdayaan
masyarakat di perkotaan; dan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Khusus (P2DTK) untuk pengembangan daerah tertinggal, pasca bencana, dan
konflik.
Tahun 2008 PNPM Mandiri diperluas dengan
melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW)
untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah
sekitarnya. PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan
masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai kementerian/sektor dan pemerintah
daerah.
Pelaksanaan PNPM Mandiri 2008 juga
diprioritaskan pada desa-desa tertinggal. Efektivitas dan efisiensi dari
kegiatan yang dilaksanakan baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah
selama ini sering berduplikasi antar proyek sehingga diharapkan pengintegrasian
berbagai program pemberdayaan masyarakat ke dalam kerangka kebijakan PNPM
Mandiri, cakupan pembangunan diharapkan dapat diperluas hingga ke daerah-daerah
terpencil dan terisolir dapat diwujudkan. Mengingat proses pemberdayaan pada
umumnya membutuhkan waktu 5-6 tahun, maka PNPM Mandiri dilaksanakan
sekurang-kurangnya hingga tahun 2015. Hal ini sejalan dengan target waktu
pencapaian tujuan pembangunan milenium atau Millennium Development Goals
(MDGs). MDGs adalah kesepakatan global untuk mencapai target pembangunan
bersama yaitu memberantas kemiskinan dan kelaparan; pendidikan dasar untuk
semua; kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan; mengurangi angka kematian
anak; meningkatkan kesehatan ibu; memerangi penyakit menular dan penyakit
lainnya; menjamin kelestarian lingkungan hidup; dan mengembangkan emitraan
global untuk pembangunan. Pelaksanaan PNPM Mandiri yang berdasar pada
indikator-indikator keberhasilan yang terukur akan membantu Indonesia
mewujudkan pencapaian target-target MDGs tersebut
C. KESIMPULAN
Program PNPM Mandiri yang diluncurkan
oleh Pemerintah sesungguhnya merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk
mempercepat penanggulangan kemiskinan dan memperluas kesempatan kerja melalui
konsolidasi program-program pemberdayaan masyarakat yang ada di berbagai
Kementerian/Lembaga.
Yang menjadi ciri khas dari PNPM Mandiri
yaitu program ini melakukan penyaluran pendanaan operasional ke kegiatan secara
langsung ke masyarakat tidak melalui Pemerintah Daerah. Dengan pengintegrasian
berbagai program pemberdayaan masyarakat ke dalam kerangka kebijakan PNPM
Mandiri, cakupan pembangunan diharapkan dapat diperluas hingga ke daerah-daerah
terpencil dan terisolir.
Daftar Pustaka
http://www.antaranews.com/berita/1306409166/apbn-dinilai-lebih-kedepankan-fungsi-akuntansi
www.Pergerakan-Indonesia.org
http://tugas-akuntansi.blogspot.com/2012/02/pengentasan-kemiskinan-dan-pemberdayaan.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/04/benefit-of-accounting-for-poverty-alleviation-against-inflation-issues-2/